Rabu, 13 Desember 2023

CERPEN KARYA SISWA SMPN 4 YOGYAKARTA

                                                                      

                                                

  LABDAGATI

(Labdagati ; Berhasil, Sukes)

karya: Amalia 9A

 

   Andhira Cakra atau yang biasa dipanggil Dhira adalah siswi kelas 8 yang sedang menempuh pendidikan di SMP Cahaya Bulan. Ia memiliki hobi menggambar dan suka belajar. Di sekolah, ia dikenal karena kemampuan matematikanya. Sudah banyak orang yang menyarankannya agar ikut olimpiade maupun lomba yang berhubungan dengan kemampuannya itu.

   Hari ini hari senin, Dhira mengenakan seragam atasan putih dan rok putih dan rambutnya diikat ke belakang. Ia dan teman-temannya pergi ke kantin untuk membeli makanan dan minuman. Tapi, saat perjalanan kembali ke kelas, ada guru yang memanggil Dhira dan mengatakan bahwa ia dipanggil ke ruang guru. Saat sudah di ruang guru, Dhira berbicara dengan beberapa guru. Ternyata dia dipilih mewakili sekolahnya untuk olimpiade matematika tingkat nasional. Panik, ragu, takut dan cemas ia rasakan. Tadinya Dhira mau langsung menolak tapi dia memutuskan untuk bertanya kepada orang tuanya terlebih dahulu.

   Sesampainya di rumah, ia bertanya kepada ibunya mengenai olimpiade.

 “Bu, Dhira kepilih jadi wakil sekolah untuk ikut olimpiade matematika tingkat nasional” kata Dhira dengan raut wajah senyum.

 “Wah, selamat ya! Dhira keren!” balas ibu dengan bangga.

 “Tapi bu, Dhira takut. Dhira takut gagal, takut hilang motivasi di tengah jalan. Apa Dhira mengundurkan diri saja, ya?” tanya Dhira cemas.

 “ Loh Dhira, yakin mau mengundurkan diri? Kesempatan ga datang dua kali loh, jangan sampai kamu menyesal nanti” kata ibu memberi tau Dhira.

“Betul itu, Dhira” kata kakak menambahkan. “Dulu saat kakak masih SMA, kakak pernah ditunjuk sekolah untuk mengikuti olimpiade sains, tapi kakak menolak karena takut, nyeselnya sampai sekarang hehehe” cerita kakak.

 “Kalau kakak boleh kasih saran, kamu coba aja dulu. Nanti kakak bantu kamu belajar” saran kakak yang juga disetujui oleh ibu.

 “Nanti kalau Dhira gagal bagaimana, ya?” Tanya Dhira ragu.

“Gagal atau berhasilnya jangan dipikirkan dulu ya, Dhira. Kamu mengikuti olimpiade saja udah keren banget!” kata ibu menenangkan Dhira.

“Okee, Dhira ikut, tapi nanti kakak bantu Dhira belajar, ya!” kata Dhira senang

   

   Malamnya sebelum belajar, Dhira menyempatkan diri untuk melakukan hobinya yaitu menggambar. Tangan Dhira mulai mengayunkan pensil itu seperti biasa saat ia menggambar. Pensil yang ada di tangannya seperti menari-nari di atas kertas. Pensil itu perlahan membentuk suatu gambar yang sangat indah. Dhira tersenyum melihatnya. Tiba-tiba-

“DOR!” Kakak Dhira sengaja mengusili Dhira dengan membuatnya kaget.

“Woww kaget nih, woww kaget banget” kata Dhira datar.

“Alahh ga asik kamu, Dhir” kata kak Lia kesal.

“Hehehehe, kenapa kak?” Tanya Dhira sambil membuat raut muka bertanya.

“Engga, sengaja aja mau bantu kamu belajar” jawab kak Lia.

“Okeee” kata Dhira.

   Minggu pagi, Dhira bangun untuk solat subuh. Sehabis solat, dia mengerjakan pekerjaan rumah dari gurunya. Dia juga mencari cara mengatur waktu agar ia tak ketinggalan materi sekolah dan tetap bisa mengerjakan tugasnya. Lelah pasti dirasakan oleh Dhira, tapi itu semua tidak menyurutkan semangatnya

    Hari saat olimpiade berlangsung. Dhira sudah selesai mengerjakan olimpiade. Ia merasa lega, apapun hasilnya dia sudah berusaha semaksimal mungkin. Keluarganya benar, kalau saja ia mengundurkan diri kemarin, ia tidak mungkin merasakan momen seperti ini.

   Saat pengumuman berlangsung, Dhira, Ayah, Ibu, dan kak Lia mendengarkan dengan tenang pengumumannya. Saat pengumuman peringkat kedua, nama yang disebut adalah Andhira Cakra. Dhira kaget dan tidak percaya, tapi juga senang. Keluarganya memberikan selamat kepada Dhira dan merasa bangga kepadanya. Dhira juga merasa bangga kepada dirinya sendiri, dia senang karena usahanya selama ini tidak sia-sia.

    Hari saat olimpiade berlangsung. Dhira sudah selesai mengerjakan olimpiade. Ia merasa lega, apapun hasilnya dia sudah berusaha semaksimal mungkin. Keluarganya benar, kalau saja ia mengundurkan diri kemarin, ia tidak mungkin merasakan momen seperti ini.

   Saat pengumuman berlangsung, Dhira, Ayah, Ibu, dan kak Lia mendengarkan dengan tenang pengumumannya. Saat pengumuman peringkat kedua, nama yang disebut adalah Andhira Cakra. Dhira kaget dan tidak percaya, tapi juga senang. Keluarganya memberikan selamat kepada Dhira dan merasa bangga kepadanya. Dhira juga merasa bangga kepada dirinya sendiri, dia senang karena usahanya selama ini tidak sia-sia.    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar